Drag bike

Kali ini drag bike kembali diselenggarakan di kota
apel, malang. Lomba di dataran tinggi serta temperatur yang lebih
dingin menjadikan motor memerlukan set up anyar. Mekanik-mekanik jawa
tengah, terutama dari semarang tampaknya mampu beradaptasi dengan mudah,
itu tampak dari motor yang dibawa pembalapnya membukukan waktu yang
lebih cepat serta mulai banyak berubah. Tak mau kalah mekanik lokal dari
malang tetap menjaga nama harum jawa timur, lewat pembalapnya Rizky
Unyil mampu membukukan dua gelar juara. Ketatnya persaingan juga
kembali memanas. Kali ini sang dragbiker nasional, Eko Chodox kembali ke
jalur yang benar dan memborong tiga podium teratas, membuatnya tetap
memegang gelar dragster handal. Berhubung adanya pembatasan kelas yang
boleh diikuti setiap starter maka 3 buah piala no.1, serta 3 piala dari
tiga besar podium sudah merupakan pencapaian cukup memuaskan. Namun ke
depan ada kemungkinan sang maestro akan menyapu bersih semua gelar
juara di tiap kelas yang ia ikuti. Kita tunggu saja
Drag bike

JAKARTA (DP) Drag bike belakangan semakin trend.
Jangan heran jika nanti akan semakin banyak event adu kecepatan sepeda
motor di track lurus ini. Mendatangi sejumlah event drag bike tingkat
nasional di sejumlah kota, Dapurpacu.com tergelitik menggali informasi
seputar drag bike, sepeda motornya, berikut antusiasmenya. Ketika banyak
balap liar di jalanan dengan sepeda motor drag, induk organisasi
pecinta motor, Ikatan Motor Indonesia (IMI) pun mengagendakan event
balap drag bike beberapa tahun silam. Dan tiga tahun belakangan,
antusiasmenya semakin membumi. Jumlah peserta balap drag bike pun
melonjak tajam dengan banyaknya tim yang ikut serta. Menurut Helmy
Sungkar, promotor di sejumlah event drag bike, antusiasme mulai
menunjukkan trend positif. Bahkan lima seri yang digelar selama 2010
dirasa kurang dan bisa jadi ditambah lebih banyak. Talenta pebalap drag
bike di Indonesia memang semakin berkembang. Dengan banyaknya event,
diharapkan balap liar yang notabene kurang aman bisa diarahkan ke jalur
yang benar. Di sinilah ajang sesungguhnya kalau ingin adu cepat, kata
Helmy kepada Dapurpacu.com di sela-sela event balap drag bike di Sentul,
beberapa waktu lalu. Memang, seiring dengan semakin banyaknya pecinta
balap sepeda motor drag, IMI Pusat harus terus menyosialisasikan soal
peranti safety. Banyak kalangan menyebut meski sudah dilengkapi beberapa
peralatan keselamatan di sekujur tubuh pebalap drag bike yang turun di
lintasan resmi, masih banyak kekurangan yang memungkinkan pebalap
mengalami celaka. Kalau di tim kami, soal safety itu lebih penting
daripada gengsi. Mungkin banyak pebalap atau joki merasa risih pakai
peralatan lengkap, tidak seperti ketika mereka main di trek liar. Namun
kami selalu berusaha mematuhi peraturan, kata Johansyah, pemilik tim
balap drag bike Nazar Bike dari Jakarta.
Drag bike

JAKARTA (DP) – Di Indonesia, komunitas sepeda
motor drag sendiri lahir dari balap jalanan. Jangan dipikir drag bike
yang dipakai berspesifikasi besar, canggih, dan elegan seperti
kebanyakan event drag bike di luar negeri. Bentukan sepeda motor drag
(dragster) di sini lebih ke arah minimalis, atau boleh dibilang
kerempeng dan minim perkakas. Cukup ‘tulang’ dan ‘jeroan’ saja. Menurut
Harri Novrian, pemilik bengkel modifikasi drag bike di bilangan Pondok
Kelapa, Jakarta Timur, sepeda motor drag di Indonesia memang mengadopsi
aliran ‘bersih’. Artinya, sepeda motor yang dipakai drag bike haruslah
sangat enteng. Sebisa mungkin tidak ada aksesoris yang nggak penting,
ujarnya. Kuncinya, untuk membuat sepeda motor drag haruslah memiliki
konsep chassis yang tepat. Jika chassis tidak asli tidak kompeten.
Pemilik dan bengkel tidak segan untuk mendatangkan sasis baru meski
harganya mahal. Satu chassis impor dari Jepang atau AS bisa berbanderol
Rp 10-25 juta. Jika kurang enteng, pemilik siap melubangi chassis.
Kaki-kaki yang enteng, mesin berspesifikasi balap, perubahan posisi
duduk, setang jepit, hingga ban khusus drag adalah wajib hukumnya.
Dengan pemangkasan ini, bobot dragster berkurang drastis. Jangan heran
kalau penyusutan beratnya bisa mencapai 40-50%. Pokoknya harus ringan,
tapi nggak mengangkat saat digeber. Itu yang sulit, beber Harri. Untuk
proses ini, rata-rata bengkel membutuhkan waktu sekitar 3-5 bulan. Tak
penting sebuah tampilan, yang jelas dragster harus menyandang predikat
enteng. [dp/DON]
0 komentar:
Posting Komentar